Tuesday, March 20, 2012

Sudah diproduksi 1.000 liter per hari

SEBERAPA lama lagi tanah Indonesia bisa mengeluarkan minyak bumi? Menilik fakta bahwa dari tahun ke tahun produksi minyak bumi Indonesia mengalami penurunan, rasanya benar apa yang dikemukakan oleh Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta.

"Persediaan minyak bumi kita hanya bisa menopang kebutuhan penduduk Indonesia untuk kurun waktu 10 sampai 20 tahun mendatang. Setelah itu, minyak bumi akan habis," katanya.

Atas dasar itu, kata Hatta, sejak sekarang perlu memikirkan bahan bakar alternatif. Salah satu yang potensial untuk dikembangkan adalah bioethanol yang berbahan dasar berupa singkong.

Bioethanol yang menggunakan bahan baku singkong atau ubi kayu tersebut diharapkan ke depan dapat digunakan secara massal, sehingga bisa memenuhi kebutuhan pasokan bahan bakar minyak (BBM) nasional. Selain bahan bakunya yang cukup melimpah, bahan bakar ini juga leibh ramah lingkungan, karena tidak menghasilkan gas karbonmonoksida (CO) serta logam berat berupa timbal (Pb).

Kementerian Ristek sendiri telah membangun pabrik Bioethanol percontohan pada tahun 2008 di Desa Muncung Kopo, Cikulur, Kabupaten Lebak, Banten. Saat ini produksinya rata-rata sekitar 1.000 liter per hari. Diharapkan bioethanol yang dihasilkan tersebut dapat mengganti bahan bakar minyak (BBM). Lahan yang digunakan hanya satu hektar saja, tapi manfaatnya luar biasa.


RAMAH LINGKUNGAN

Kelebihan bioethanol sebagai bahan bakar minyak nabati adalah lebih ramah lingkungan. Diharapkan kedepan jenis bahan bakar ini bisa menggantikan bahan bakar minyak (BBM), serta menjadi komoditas ekspor. "Harapan ini tidak berkelebihan mengingat lahan di Indonesia sangat cocok untuk budi daya singkong," katanya.

Produksi bioethanol juga relatif ekonomis dan teknologi yang dibutuhkan relatif sederhana dan mudah dikembangkan (inovasi). "Bioethanol juga tidak membutuhkan alat pendukung seperti tabung gas elpiji dan proses pengapian sangat aman," katanya.

Dia yakin penggunaan bioethanol ke depan akan semakin luas. Pasalnya, selain harganya yang murah bahan bakar ini juga ramah lingkungan, sehingga sangat diminati konsumen luar negeri. Jika bioethanol nanti digunakan secara besar-besaran, maka selain bisa menghemat devisa, juga meningkatkan kesejahteraan petani. (faisal/us)

Sumber:
POSKOTA, BIOETHANOL, Halaman 10C
Sabtu, 10 Maret 2012
16 Pon Bakda Mulud 1945
17 Rabiul Akhir 1433 H
18 Ji Gwee 2563

Cara Instal Kdevelop

Pembaca budiman yang terbiasa menggunakan Kdevelop sebagai text editor untuk membuat atau membaca semua script yang dibuat. Berikut ini cara...