Tuesday, March 20, 2012

Ethanol di Brazil Sudah 30 Tahun, Indonesia Kapan?

PENGGUNAAN bahan bakar bioethanol untuk kendaraan bermotor di beberapa negara bukanlah hal yang baru. Salah satu contoh negara yang sejak lama telah menggunakan bahan bakar ramah lingkungan ini adalah Brazil.

Brazil adalah negara dengan produksi bahan bakar ethanol kedua terbesar di dunia, sekaligus pengekspor terbesar bahan bakar ethanol. Brazil dan Amerika Serikat memimpin dalam jumlah produksinya. Kedua negara ini memproduksi 87,8% ethanol untuk industri dunia pada 2010. Brazil memproduksi 26,2 miliar liter (8,92 miliar galon AS) bahan bakar ethanol, 30,1% dari jumlah ethanol dunia yang digunakan untuk bahan bakar.

Negara ini dianggap sebagai negara yang pertama kali memberlakukan ekonomi bahan bakar bio secara berkelanjutan dan menjadi pemimpin industri bahan bakar bio. Brazil dijadikan model bagi beberapa negara lain, dan ethanol dari gula yang dihasilkan dari negara ini merupakan model bahan bakar alternatif paling sukses.

Pompa bahan bakar ethanol sudah sejak lama tersebar di seluruh negeri ini. Petrobas adalah salah satu perusahaan yang mengoperasikan pompa ini di kawasan Sao Paulo dan wilayah lainnya dengan dua tipe bahan bakar A untuk ethanol dan G untuk bensin.

Brazil sendiri telah menjalankan program penggunaan bahan bakar ethanol selama 30 tahun yang berasal dari teknologi pertanian. Mereka menggunakan peralatan yang modern dengan bahan baku tebu. Ampas tebu juga digunakan untuk menghasilkan panas dan tenaga, yang akhirnya menghasilkan harga kompetitif.


92 PERSEN KENDARAAN

Saat ini, tidak ada lagi kendaraan kecil di Brazil yang hanya menggunakan bahan bakar bensin saja. Sejak tahun 1976, pemerintah mewajibkan semua mobil di Brazil harus bisa menggunakan bahan bakar campuran ethanol dengan bensin, yang besarannya beragam, mulai dari 10% sampai 22%. Mobil-mobil dengan mensin bensin biasa harus dikonfigurasi kembali.

Tahun 1993, pemerintah mewajibkan campuran ethanol dalam bahan bakar dinaikkan menjadi 22% (E22). Pada tahun 2003, batasan ini ditetapkan menjadi minimum 20% dan maksimal 25%. Sejak 1 Juli 2007, peraturannya diubah lagi menjadi 25% ethanol dan 75% bensin. Kemudian, pada April 2011 batasan bawahnya diubah menjadi 18%, disebabkan karena jumlah persediaan ethanol berkurang dan harganya tinggi.

Industri mobil di Brazil mengembangkan kendaraan berbahan bakar fleksibel yang dapat menggunakan campuran ethanol beragam, antara 20-25% (E20-25) atau memakai bahan bakar ethanol saja (E100). Sejak diperkenalkan pada tahun 2003, kendaraan berbahan bakar fleksibel ini laris di pasaran. Pada tahun 2009, mobil berbahan bakar fleksibel mencatatkan pangsa pasar 92.3% dari seluruh penjualan mobil dan truk kecil baru di Brazil. (faisal/us)

Sumber:
POSKOTA, BIOETHANOL, Halaman 10C
Sabtu, 10 Maret 2012
16 Pon Bakda Mulud 1945
17 Rabiul Akhir 1433 H
18 Ji Gwee 2563

Cara Instal Kdevelop

Pembaca budiman yang terbiasa menggunakan Kdevelop sebagai text editor untuk membuat atau membaca semua script yang dibuat. Berikut ini cara...