Tuesday, March 20, 2012

Singkong Bisa Topang APBN

Asal dikelola maksimal.

KONSUMSI bahan bakar minyak (BBM) dari tahun ke tahun terus meningkat. Hal ini terjadi akibat terus bertambahnya jumlah kendaraan bermotor serta pesatnya perkembangan industri.

Di sisi lain, kenaikkan harga minyak dunia, mau tak mau membawa konsekuensi kenaikkan anggaran untuk subsidi BBM di dalam negeri. Tahun 2011 saja nilai anggaran untuk subsidi BBM mencapai Rp160 triliun.

Seiring fluktuasi harga minyak dunia seharusnya tidak menjadi persoalan jika pemerintah membuka peluang lahirnya energi alternatif. Banyak peneliti lokal berhasil membuktikan bahwa bahan bakar fosil bukanlah satu-satunya sumber energi. Banyak energi alternatif yang bisa diperbaharui dan bisa dieksploitasi secara besar-besaran.

"Indonesia kaya energi alternatif yang mutu dan kualitasnya tidak kalah dibandingkan bahan bakar fosil. Salah satunya adalah bioethanol yang berbahan bakunya dari singkong," ujar Ketua Bidang Ekonomi, Komite Nasional Masyarakat Indonesia (KNMI), Ir. Endi Priyatna baru-baru ini.

Menurutnya bioethanol memiliki sifat dan kemampuan yang tidak kalah dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Kandungannya setara bahkan lebih baik dari bahan bakar fosil, sehingga membuat bioethanol bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan mulai dari kompor, industri, hingga kendaraan bermotor.

Dalam uji coba yang dilakukan terhadap 1.000 kendaraan bermotor, penggunaan bioethanol membuktikan tidak ada keluhan apapun. "Tidak ada kerusakkan mesin dengan bahan bakar yang berbeda ini."


ANEKA KOMPOSISI

Ujicoba itu sendiri dijelaskan Endi menggunakan berbagai komposisi dan campuran bahan bakar. Campuran yang terdiri dari 50 persen bioethanol dan 50 persen premium, disebut E50. Sedangkan ynag menggunakan bioethanol 75 persen dan premium 25 persen disebut E75. Dan yang 100 persen disebut E100. "Dari ketiga komposisi tersebut, semua tidak menimbulkan keluhan atau menyebabkan kerusakkan mesin kendaraan," tambahnya.

Ujicoba kendaraan menempuh jarak Jakarta-Surabaya. Dan semua lancar tanpa masalah apalagi kerusakkan. Dan yang pasti energi ini murah, dan mudah, ramah lingkungan dan aman.

Bioethanol jauh lebih ramah lingkungan, karena tidak menghasilkan gas buang berupa karbonmonoksida (CO) serta timbal (Pb) yang merupakan racun bagi manusia. "Fakta ini yang mestinya sudah kita pikirkan dan kita antisipasi sejak sekarang," tukasnya. "Saya yakin bila ini dikelola semaksimal mungkin, bukan mustahil singkon bisa menjadi penyelamat APBN." (faisal/us)

Sumber:
POSKOTA, BIOETHANOL, Halaman 10C
Sabtu, 10 Maret 2012
16 Pon Bakda Mulud 1945
17 Rabiul Akhir 1433 H
18 Ji Gwee 2563

Cara Instal Kdevelop

Pembaca budiman yang terbiasa menggunakan Kdevelop sebagai text editor untuk membuat atau membaca semua script yang dibuat. Berikut ini cara...