Sunday, April 3, 2011

Waspadai Angin Duduk

Kalau sudah masuk angin, umumnya orang lebih suka dikerok. Setelah dikerok, baru orang merasa badannya lebih "enak". Namun, ada juga yang tidak. Malah ada yang meninggal setelah dikerok. Inilah yang kemudian disebut masyarakat dengan angin duduk.

Menurut dr. Eddy Sunaryuniarto SpJp, Angin Duduk adalah terminologi masyarakat awam untuk masuk angin yang tak kunjung sembuh, bahkan sampai penderitanya meninggal beberapa jam setelah dikerok. Frasa itu sendiri, angin duduk, tak ada di dalam ilmu kedokteran. "Cuma kalau melihat keluhannya seperti badan tidak enak dan keluhan sakit dada yang khas, kalau dikaitkan dengan kedokteran, itu mirip dengan keluhan orang yang menderita penyakit jantung koroner," katanya.

Salah satu penyakit jantung koroner yang memiliki gejala yang sama adalah angina pectoris. "Kriteria keluhan tersebut dalam istilah kedokteran disebut dengan angina pectoris," sambungnya.

Angina Pectoris disebabkan oleh kurangnya pasokan oksigen ke dalam otot jantung. Pasokan oksigen berkurang karena penyepitan pembuluh di jantung (pembuluh koroner). Karena penyempitan itu, muncul keluhan-keluhan nyeri data seperti itu, sekalipun bisa jadi juga bahwa rasa nyeri dada itu muncul karena adanya aktivitas berat yang mengakibatkan terjadinya lonjakan oksigen yang berlebihan daripada biasanya, seperti aktivitas olahraga yang berat, mendaki, atau pada saat stress.

Angina Pectoris memiliki gejala-gejala seperti rasa nyeri dada atau dada terasa tertekan, napas tersengal-sengal, dan kelelahan. Tak jarang juga penderita merasa dadanya berat. "Sakit di dada. Sakitnya terasa berat, bagian data seperti diikat atau ditusuk-tusuk," katanya.

Gejala yang paling khas dari angina pectoris adalah rasa nyeri di dada yang terjadi dalam hitungan menit. Berlangsung tidak lebih dari beberapa menit. Dan gejala akan menghilang jika penderita beristirahat atau sudah lebih tenang. "Laki-laki memiliki resiko lebih tinggi daripada perempuan," jelasnya. Angina Pectoris ini lebih mudah terjadi pada beberapa orang yang memiliki faktor risiko seperti yang mengalami obesitas, yang memiliki kadar kolesterol darah tinggi, yang punya tekanan darah tinggi, yang menderita diabetes, yang mengkonsumsi alkohol berlebihan, dan yang melakukan aktivitas fisik sedikit.

Apakah Angina Pectoris ini berbahaya? Jelas berbahaya karena berkaitan erat dengan pembuluh jantung koroner. Selain menimbulkan rasa sakit di dada, kasus ini bisa menyebabkan kematian tiba-tiba. Bila penyempitan pembuluh darah terjadi di daerah ujung, Angina Pectoris belum tentu menyebabkan kematian, karena hanya bagian ujung pembuluh darah saja yang tidak mendapat pasokan oksigen. Akibatnya, jaringan pada daerah ujung akan berubah menjadi jaringan ikat.

Namun, jika berlanjut menjadi serangan jantung akut, ini bisa menyebabkan kematian. "Kalau kita kembali ke terminologi angin duduk, itu sebenarnya angin atau rasa sakit di dada tetapi berlanjut ke serangan jantung yang fatal," terangnya. Hal ini terjadi bila penyempitan terjadi pada pangkal pembuluh jantung.

Penanganan. Kalalu sudah demikian, apa yang harus dilakukan? Pertolongan pertama adalah tidak panik. Sebisa mungkin ambil nafas yang panjang dan berusaha untuk batuk sekencang mungkin. Tindakan seperti ini mungkin dapat memberikan asupan oksigen yang dibutuhkan oleh jantung ketika terjadi Angina Pectoris.

Selanjutnya, segera periksakan diri ke dokter. Jika tidak, akan terjadi serangan jantung yang fatal. "Kalau merasa angin duduk, ya, langsung mencari dokter. Nanti dokter akan memberikan arahan yang benar. Karena banyak orang yang tidak tahu dan tidak bisa membedakan mana masuk angin biasa dan mana angin duduk.
Seringnya  tahu baru belakangan setelah orang itu meninggal.
Kalau langsung ditangani dokter, paling tidak bisa langsung mendapat penanganan yang tepat, jelasnya.

Biasanya dokter akan merujuk orang tersebut ke rumah sakit bila sudah bisa dipastikan bahwa itu adalah angin duduk. "Karena itu serangan yang berbahaya dan mematikan, harus tetap dibawa ke rumah sakit. Nantinya di rumah sakit akan diberi tindakan dan pasien akan dirawat untuk mengawasi dan mengantisipasi terjadinya serangan jantung akut itu," tambahnya. (Faozan)

SUMBER:
Tabloid Genie, Halaman 47
Health, Edisi 32, Tahun VII
28 Februari - 6 Maret 2011
Bagian Iklan (021)319.27943 Monalisa, Agus W, Anita M., Ahmad R.
Berlangganan (021)319.8610  Dody, Gita A.
http://www.mniglobal.com/

Sumber Gambar:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgk0YOq10ki7xASMCCSJc0sjP0XFZkn6Tgznqxay80aMj4yRJxvmAQ1wJ36RoXnDdZUw3COlXpH1cZ_HWc0k0c58opJCEpPCCLdhMZzU_mdcwNjtwT0cLTLcA_zNESDVt0ruVaIUuE1rzdy/s1600/kerikan1.jpg
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/magazine/issues/winter09/images/heart_attack_large.jpg
http://www.prachachat.net/online/2009/07/12489444841248949682l.jpg
http://elfe18.e.l.pic.centerblog.net/7wbeyvx7.jpg

http://www.twitter.com/ImageGambar/

Cinderella

 Cinderella adalah kisah seorang putri cantik yang dikurung oleh ibu tirinya agar tidak bertemu dengan orang lain hingga menjadi istri seora...