Sunday, November 20, 2011

Shift the Belief System, and You Shall Shift The Person

HARI ini anak saya, Priyanka Zahraa, merayakan ulang tahun ke-7. Tidak ada kado yang diberikan oleh @yamunaa dan saya karena Priyanka sudah memilih untuk mendapatkannya beberapa bulan lalu saat melihat otopet kesukaannya. Ulang tahun tanpa kado untuk anak seusia Priyanka bisa jadi bukan hal yang mudah, terlebih saat kami mampu dan sebagai besar teman sekolah seakan melazimkan perayaan ulang tahun dengan kado. Walaupun sangat ingin membelikan kado, saya juga paham bahwa jauh lebih penting mendidik Priyanka mengenai makna pilihan dan konsekuensi. Biarpun masuk kategori ortu tega sebagaimana komentar beberapa teman dan keluarga, bagi kami momen seperti ini mutlak dimanfaatkan untuk membentuk belief system Priyanka.

Subjective truth vs objective truth--which one do you believe? Ulang tahun harus memperoleh kado. Minum obat setiap kali merasakan gejala rasa sakit. Memanggil "motivator" untuk menggugah semangat kerja karyawan yang mulai loyo. Pernyataan-pernyataan ini bisa jadi sudah diterima sebagai kebenaran yang tak terbantahkan. Berapa banyak yang perduli untuk menguji ulang "kebenaran" ini? Siapa bilang setiap gejala sakit perlu diredakan dengan obat? Kata siapa motivator bisa mengubah motivasi seluruh karyawan hanya dengan bicara selama 2-3 jam? Bagaimana dengan Anda?

Do you know what you think you know and how? Mempertanyakan segala hal yang kita yakini dan memahami asal muasal keyakinan yang diadopsi--adalah langkah awal nyata untuk merekonstruksi keyakinan dan pemahaman diri. Bisa jadi apa pun yang dianggap "kebenaran" ternyata tidak lebih dari dogma usang yang membelenggu. Ingat keyakinan bahwa bumi berwujud pipih bagaikan kertas sebelum dibantah oleh Columbus? Ingat juga keyakinan bahwa orang pribumi/kulit cokelat tidak akan bisa lebih cerdas dari orang bule? Apa belief system Anda sekarang? Selain itu, bagaimana prosesnya bisa meyakini apa yang Anda yakini saat ini?

The only way to shift a person is by changing his/her belief system. Perubahan organisasi akan terjadi dengan sendirinya saat belief system sebagian besar anggotanya bertransformasi. Proses ini perlu waktu, perlu trial and error, dan perlu keyakinan. Bukan dengan slogan, bukan dengan hukuman atau penghargaan, dan bukan dengan seminar motivasi.

You are what you believe--be mindful with your mind. Setiap pemimpin berkewajiban untuk memulai proses rekonstruksi belief system setiap anggota tim. Caranya? Melalui observasi, eksplorasi, diskusi, uji coba berkesinambungan yang menyentuh (dan menjawab) pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti: Siapakah saya? Apakah passion dan purpose saya? Apa belief system saya? Apakah benar demikian? Dan seterusnya.

Siapa pun paling minim adalah pemimpin untuk dirinya sendiri. Selain itu, pemimpin hebat bermula dari kesadaran untuk memulai perjalanan menjadi diri sendiri yang terbaik. Si credis, omnia fieri potest.

RENE SUHADONO - CareerCoach & Pendiri ImpactFactory
Penulis Buku: "Your Job is NOT Your Carerr"
Colek saya di twitter: @reneCC


Sumber:
Kompas, Halaman 37
Kolom Klasika, Ultimate-U
Sabtu, 05 Nopember 2011
08 Pahing Besar 1944
09 Dzulhijjah 1432 H

Artikel Lainnya:
Beranda (Home)
Toko Image Gambar
ABS (Asal Bapak Senang)
Oh Messias
Shift the Belief System, and You Shall Shift The Person
Hobby Selfie Positif Tidak Akan Melahirkan Exhibitionist
Pemikiran Negatif Tak Akan Melahirkan Ide Positif
Masa Kronis di Ibukota DKI Jakarta
Pemerintah Tidak Pernah Serius
Jokowi
Sebuah Mainan Untuk Harapan
Saatnya Berinovasi
Ojo Nesu-Nesu!!!
Whistleblower
Ghost 
Ini Moneter Baru
Easy Money from Internet
Beautiful Picture 96
Beautiful Picture 97
Beautiful Picture 98
Beautiful Picture 99
Beautiful Picture 100
Toko Image Gambar
Ke Beranda (Back to home)

Cinderella

 Cinderella adalah kisah seorang putri cantik yang dikurung oleh ibu tirinya agar tidak bertemu dengan orang lain hingga menjadi istri seora...