Sunday, November 20, 2011

Isi Ulang

Bila kita bertanya pada individu yang terlihat begitu happy, produktif, dan berprestasi dalam pekerjaannya, sering kita mendengar bahwa bagi mereka kuncinya adalah "passion" pada pekerjaannya itu. Namun, bagi sebagian orang, pekerjaan yang dilakukan dengan "misi" dan "hati" pun, adakalanya bisa juga membosankan, apalagi bila kita berada di organisasi yang relatif besar, dengan banyaknya anak tangga karier dan rutinitas kerja. Prinsip "worklife balance" ternyata tidak selalu merupakan jalan keluar.

ADA orang yang kemudian mencoba menjauhi pekerjaan itu. Namun, semakin dijauhi malah makin dihantui rasa bersalah dan tidak menemukan solusinya. Ada orang yang berusaha mencari kambing hitam terhadap sumber kebosanannya, bahkan yang lebih berat, mulai merasa sakit-sakitan karena menahan rasa bosan yang begitu kuat. Rasanya tidak mungkin ada orang yang beranggapan bahwa posisi seperti ini pastilah tidak nyaman. Namun, individu yang tidak berusaha mengubah situasinya, mungkin memang tidak tahu caranya.

Kakak ipar saya adalah seorang ibu rumah tangga yang selalu menyatakan bahwa memasak adalah pekerjaan yang paling tidak dia sukai. Namun, nyatanya, ia survive selama 40 tahun lebih memasak untuk seluruh keluarganya. Rasa masakannya hebat dan menjadi favarit teman dan keluarga. Ia selalu keluar dengan resep-resep baru. Adakalanya ia memasak sesuatu yang sangat simpel, tetapi tak jarang juga yang canggih. Bila ada individu yang merasa tidak menyukai pekerjaannya, tetapi bisa bertahan sekian lama, tentu ada hal yang bisa kita lakukan untuk memerangi rasa bosan dalam bekerja.

Dalam keadaan ekonomi relatif sepi begini, banyak spekulasi yang mengatakan bahwa bila keadaan membaik, individu dengan sendirinya dapat meningkatkan gairah kerjanya. Sementara itu, ada pihak lain yang beranggapan bahwa bila rasa bosan sudah mengakar dalam sikap mental kita, individu menjadi tidak siap untuk "bounce back." Tentunya keadaan tanpa gairah ini membahayakan, terutama bila kita masih berada di usia produktif. Perusahaan maupun diri sendiri pasti menghendaki kita untuk tetap "alert", produktif, dan berkembang secara personal maupun profesional.


INVENTARISASI DIRI

Ibarat keadaan tubuh yang sudah lama tidak berolahraga, kita bisa merasa tidak peka terhadap kekuatan, gerak, dan fleksibilitas kita. Dalam pekerjaan pun orang bisa merasa "tidak bugar", apalagi bila sudah mengerjakan pekerjaan tertentu selama bertahun-tahun tanpa ada perubahan tantangan, baik dari pelanggan eksternal maupun secara internal organisasi. Saat-saat seperti ini sebetulnya adalah saat yang paling tepat untuk mulai mendata ulang, apa saja "lesson learnt" serta keterampilan-keterampilan yang sudah kita pelajari dari pengalaman yang lalu. Menginventarisasi diri adalah kegiatan yang bisa membangun kesadaran kita sekaligus membantu kita melihat sejauh apa pertumbuhan nilai diri, bagi diri sendiri, tim, maupun organisasi. Akan sangat bermanfaat bila "lesson learnt" yang kita punya kemudian kita gunakan untuk menyiapkan bahan-bahan pelatihan bagi para yunior dan melakukan "coaching" pada mereka. Dengan melakukan "coaching" atau "mentoring", tanpa disadari kita pun sudah "meremajakan" pengetahuan kita, bahkan menguji kemampuan kita melalui pertanyaan-pertanyaan yang diajukan si yunior.

Secara otomatis, inventarisasi diri akan membawa kita memeriksa hafalan dan intuisi, sekaligus mempertanyakan apakah cara kerja kita sudah efisien? Apakah ada cara lain yang lebih praktis? Banyak penelitian membuktikan bahwa alat-alat baru dan cara-cara yang lebih praktis justru ditemukan oleh orang-orang yang merasa bosan pada pekerjaannya. Seorang kepala cabang di sebuah bank tiba-tiba menemukan adanya pengulangan kerja terhadap sebuah dokumen yang menyebabkan perbedaan memproses sampai 2x24 jam. Dengan memeriksa ulang pekerjaan rutin, kita bisa menemukan efisiensi dan simplicity yang luar bisa. Terkadang, kita juga butuh pandangan orang lain terhadap pekerjaan kita. Dengan aanya "second opinion", baik dari orang dalam, rekan sendiri, ataupun konsultan maupun orang luar kita bisa mendapatkan masukkan berharga.

EFEK INTERAKSI DAN "BENTURAN"

Banyak orang menyarankan untuk menjauh sementara waktu dari hal rutin yang kita lakukan untuk mengusir kebosanan, misalnya mempelajari hal di luar pekerjaan secara jangka pendek. Hal ini sebetulnya ada benarnya dan ternyata sangat berpengaruh pada sikap mental kita. Kita mengenal fenomena "medici effect", ketika seseorang justru menemukan jalan keluar dari masalahnya setelah mengalami hal lain di luar pekerjaannya. Hal ini juga dilakukan para atlet yang selalu juga melakukan latihan di luar keahliannya. Efek interaksi ini bukan hal yang misterius. Persepsi dari "dalam" pekerjaan tentunya akan berbeda dengan persepsi dari luar. Bila sesekali mengerjakan pekerjaan lain, kita akan memperkaya diri kita.

Kita tidak perlu alergi terhadap rasa bosan, karena rasa bosan terhadap pekerjaan sebetulnya juga merupakan alarm bahwa kita siap untuk memperkuat diri. Kita bisa menambah keterampilan tertentu atau sekedar menambah kegiatan olahraga baru. Kita bisa mendapatkan teman-teman baru atau memulai kegiatan media sosial, seperti Twitter, Facebook, dan Linked-in yang bisa membawa kita ke lingkungan kerja yang lebih luas dan maju. Yang jelas, semangat kerja kita memang memerlukan gizi pembugar. Bentuknya bisa berupa asupan-asupan teman baru, pengetahuan dan keterampilan baru, ataupun latihan-latihan keras dan sulit sehingga urat syaraf kita terlatih untuk menghadapi tantangan baru.

Eileen Rachman & Sylvina Savitri
EXPERD
"Executive Coaching"
directors@experd.com

Sumber:
Kompas, Halaman 33, Kolom Klasika
Sabtu, 05 Nopember 2011
08 Pahing Besar 1944
09 Dzulhijjah 1432 H

Artikel Lainnya:
Beranda (Home)
Toko Image Gambar
ABS (Asal Bapak Senang)
Oh Messias
Isi Ulang
Shift the Belief System, and You Shall Shift The Person
Hobby Selfie Positif Tidak Akan Melahirkan Exhibitionist
Pemikiran Negatif Tak Akan Melahirkan Ide Positif
Masa Kronis di Ibukota DKI Jakarta
Pemerintah Tidak Pernah Serius
Jokowi
Sebuah Mainan Untuk Harapan
Saatnya Berinovasi
Ojo Nesu-Nesu!!!
Whistleblower
Ghost 
Ini Moneter Baru
Easy Money from Internet
Beautiful Picture 96
Beautiful Picture 97
Beautiful Picture 98
Beautiful Picture 99
Beautiful Picture 100
Toko Image Gambar
Ke Beranda (Back to home)

Cinderella

 Cinderella adalah kisah seorang putri cantik yang dikurung oleh ibu tirinya agar tidak bertemu dengan orang lain hingga menjadi istri seora...